Member of PPI Dunia 2019-2020

KAJIAN TEMATIK : KRISIS KEMANUSIAAN ROHINGYA

Khartoum – Guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan berbagai analisis, Departemen Pendidikan PPI Sudan mengadakan kajian tematik dengan mengangkat topik terhangat yang tengah diperbincangkan pada saat ini terkait tragedi kemanusian yang menimpa komunitas muslim di Rohingya, Selasa, 12 September 2017. Bertempat di Aula Indonesian Students Center, kajian tematik kali ini mengangkat tema "Mari bersama Rohingya; Analisis Latar Belakang dan Penyelesaian Krisis Kemanusiaan Rohingya" dan diselenggarakan bekerjasama dengan Persatuan Pelajar Myanmar di Sudan.

Pada kesempatan ini PPI Sudan menghadirkan 2 narasumber. Narasumber pertama adalah ustadz Asyrof (mahasiswa asal Myanmar Rohingya yang sedang menempuh studi di Sudan). Ia merupakan salahsatu saksi hidup atas tragedi kemanusiaan yang tak kunjung menemui titik penyelesaian hingga saat ini. Dalam paparan yang disampaikan, narasumber menjelaskan akar permasalahan dan sumbernya serta menerangkan betapa tidak berperi kemanusiannya penindasan yang menimpa masyarakat muslim Rohingya. Beliau juga sangat menyayangkan ketidak pedulian berbagai pihak dalam kasus ini. Beliau pun berkesempatan menunjukkan berbagai macam slide yang didapatkannya langsung dari sahabat maupun kerabat yang hingga kini masih terjebak di Myanmar. Beliau pun berpandangan bahwa langkah-langkah yang selama ini diambil oleh bangsa-bangsa dan Negara-negara lain terlalu lambat dan tidak efektif dalam menghentikan krisis kemanusiaan ini secara cepat. “Negara-negara di luar sana terlalu asyik berdebat, berdiskusi, dll tanpa ada aksi nyata bagi kami. Dalam kondisi krisis seperti ini, justru aksi nyatalah yang kami butuhkan untuk menghentikan krisis kemanusiaan ini secepatnya.”

 Dalam penutup yang disampaikannya, narasumber turut mengapresiasi bangsa Indonesia sebagai salahsatu bangsa yang peduli dan memperhatikan nasib kaum muslimin di Myanmar dengan melakukan berbagai langkah diplomatik maupun pengiriman bantuan hingga saat ini. “Kami sangat berterima kasih kepada kawan-kawan Indonesia di Sudan yang telah mau memprakarsai kegiatan kajian tentang muslim Rohingya yang untuk pertama kalinya ada di Sudan, serta kepada bangsa Indonesia yang tak henti-hentinya memberikan berbagai macam support kepada kami di berbagai bidang,” pungkasnya menutup pemaparan sesi pertama pada kajian tersebut.

Di sesi berikutnya, narasumber kedua, Ustadz Ribut Nur Huda, M.A (kandidat Doktor Univ. Alquranul Karim Omdurman) yang menyampaikan pandangannya terkait langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan umat muslim untuk menyelesaikan masalah tersebut. Beberapa diantaranya adalah melalui jalur diplomatik guna menekan pemerintah Myanmar agar segera menghentikan pembantaian tersebut. Di sisi lain beliau pun mendorong umat muslim aga berpegangan dengan erat guna menyelesaikan permasalahan ini secara bersama-sama dan tidak saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. “Permasalahan Rohingya bukan hanya sekedar permasalahan satu ataupun dua suku, bangsa, dll. Ini adalah masalah kaum muslimin. Kitalah yang paling berkewajiban untuk membela mereka dalam keadaan seperti ini,” ujar narasumber. Beliau juga tak lupa mengajak segenap pihak untuk turut mendoakan agar konflik yang terjadi segera berangsur membaik dan menemui titik damai. “Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak, dan sekarang langkah paling nyata yang dapat kita lakukan adalah mendoakan mereka semua serta terus memberikan support baik moril maupun materil.”


Dalam diskusi yang berlangsung hangat ini turut hadir pula para ketua dan delegasi dari Persatuan Pelajar dari berbagai negara yang yang ada di Sudan ini. Kegiatan ini ternyata mendapat banyak apresiasi sebagai kegiatan pertama yang digagas oleh Persatuan Pelajar yang ada di Sudan sebagai wujud nyata kepedulian dan kepekaan sosial terkait isu kemanusiaan yang kini masih belum dapat dibendung.

Tidak ada komentar