KAJIAN TEMATIK : KRISIS KEMANUSIAAN ROHINGYA
Khartoum – Guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
dalam melakukan berbagai analisis, Departemen Pendidikan PPI Sudan mengadakan
kajian tematik dengan mengangkat topik terhangat yang tengah diperbincangkan
pada saat ini terkait tragedi kemanusian yang menimpa komunitas muslim di Rohingya, Selasa, 12 September 2017.
Bertempat di Aula Indonesian Students Center, kajian tematik kali ini
mengangkat tema "Mari bersama Rohingya; Analisis Latar Belakang dan
Penyelesaian Krisis Kemanusiaan Rohingya" dan diselenggarakan bekerjasama
dengan Persatuan Pelajar Myanmar di Sudan.
Pada kesempatan ini PPI Sudan menghadirkan 2 narasumber. Narasumber
pertama adalah ustadz Asyrof (mahasiswa asal Myanmar Rohingya yang sedang
menempuh studi di Sudan). Ia merupakan salahsatu saksi hidup atas tragedi
kemanusiaan yang tak kunjung menemui titik penyelesaian hingga saat ini. Dalam
paparan yang disampaikan, narasumber menjelaskan akar permasalahan dan
sumbernya serta menerangkan betapa tidak berperi kemanusiannya penindasan yang
menimpa masyarakat muslim Rohingya. Beliau juga sangat menyayangkan ketidak pedulian
berbagai pihak dalam kasus ini. Beliau pun berkesempatan menunjukkan berbagai
macam slide yang didapatkannya langsung dari sahabat maupun kerabat yang hingga
kini masih terjebak di Myanmar. Beliau pun berpandangan bahwa langkah-langkah
yang selama ini diambil oleh bangsa-bangsa dan Negara-negara lain terlalu
lambat dan tidak efektif dalam menghentikan krisis kemanusiaan ini secara
cepat. “Negara-negara di luar sana terlalu asyik berdebat, berdiskusi, dll
tanpa ada aksi nyata bagi kami. Dalam kondisi krisis seperti ini, justru aksi
nyatalah yang kami butuhkan untuk menghentikan krisis kemanusiaan ini
secepatnya.”
Dalam penutup yang
disampaikannya, narasumber turut mengapresiasi bangsa Indonesia sebagai
salahsatu bangsa yang peduli dan memperhatikan nasib kaum muslimin di Myanmar
dengan melakukan berbagai langkah diplomatik maupun pengiriman bantuan hingga
saat ini. “Kami sangat berterima kasih kepada kawan-kawan Indonesia di Sudan
yang telah mau memprakarsai kegiatan kajian tentang muslim Rohingya yang untuk
pertama kalinya ada di Sudan, serta kepada bangsa Indonesia yang tak
henti-hentinya memberikan berbagai macam support kepada kami di berbagai
bidang,” pungkasnya menutup pemaparan sesi pertama pada kajian tersebut.
Di sesi berikutnya, narasumber kedua, Ustadz Ribut Nur
Huda, M.A (kandidat Doktor Univ. Alquranul Karim Omdurman) yang menyampaikan
pandangannya terkait langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan umat muslim
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Beberapa diantaranya adalah melalui jalur
diplomatik guna menekan pemerintah Myanmar agar segera menghentikan pembantaian
tersebut. Di sisi lain beliau pun mendorong umat muslim aga berpegangan dengan
erat guna menyelesaikan permasalahan ini secara bersama-sama dan tidak saling
menyalahkan satu dengan yang lainnya. “Permasalahan Rohingya bukan hanya
sekedar permasalahan satu ataupun dua suku, bangsa, dll. Ini adalah masalah kaum
muslimin. Kitalah yang paling berkewajiban untuk membela mereka dalam keadaan
seperti ini,” ujar narasumber. Beliau juga tak lupa mengajak segenap pihak
untuk turut mendoakan agar konflik yang terjadi segera berangsur membaik dan
menemui titik damai. “Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak, dan
sekarang langkah paling nyata yang dapat kita lakukan adalah mendoakan mereka
semua serta terus memberikan support baik moril maupun materil.”
Dalam diskusi yang berlangsung hangat ini turut hadir
pula para ketua dan delegasi dari Persatuan Pelajar dari berbagai negara yang
yang ada di Sudan ini. Kegiatan ini ternyata mendapat banyak apresiasi sebagai
kegiatan pertama yang digagas oleh Persatuan Pelajar yang ada di Sudan sebagai wujud
nyata kepedulian dan kepekaan sosial terkait isu kemanusiaan yang kini masih
belum dapat dibendung.
Post a Comment